Kamis, 20 Juni 2013

Program bantuan siswa miskin (BSM), orang tua siswa proaktif daftarkan anaknya

Pemerintah pada tahun ini kembali menyalurkan dana bantuan siswa miskin (BSM). Mekanisme penyalurannya sedikit berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika pada tahun lalu sekolah yang melakukan pendataan siswa miskin maka pada tahun ini orang tua siswa miskin diminta proaktif mendaftarkan anaknya mengikuti program BSM.
 
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Kebudayaan Musliar Kasim mengatakan, pemerintah mendorong orang tua siswa miskin untuk mendaftarkan anaknya mengikuti program BSM.

“Kepala rumah tangga pemegang Kartu Perlindungan Sosial (KPS) diminta mendaftarkan anaknya ke sekolah tempat siswa terdaftar untuk dicalonkan sebagai menerima BSM. Ini dilakukan untuk memberikan rangsangan kepada orang tua mengirimkan anaknya ke sekolah,” kata Musliar pada Sosialisasi Kebijakan Pengurangan Subsidi BBM dan Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S), serta Program Khusus Lainnya di Hotel Merlyn Park, Jakarta, Kamis, (20/6).

Musliar mengatakan, KPS saat ini sudah dikirim dan diharapkan paling lambat diterima Rumah Tangga  Sasaran (RTS) pada akhir Juni. Karena itu, ia berharap penerima KPS yang menjadi orang tua siswa bisa menyerahkan KPS disertai dengan kartu keluarga ke sekolah. “Selanjutnya, kepala sekolah/madrasah menentukan calon penerima BSM berdasarkan KPS,” jelas Musliar.

Menurut Wamendikbud Bidang Kebudayaan itu, pada APBNP 2013, pemerintah mengalokasi dana BSM sebesar Rp 7,43 triliun untuk menjangkau 16,6 juta siswa siswa. Dari jumlah itu, Kemdikbud, akan menyalurkan sebanyak Rp 6,04 triliun bagi 13,53 juta siswa, sedangkan Kementerian Agama (Kemenag) akan menyalurkan sebanyak Rp 1,39 triliun bagi 3,07 juta siswa. 

“Jumlah ini belum termasuk untuk tambahan sasaran beasiswa BIDIK MISI sebanyak Rp. 100,8 miliar (Kemdikbud Rp 53,4 miliar dan Kemenag Rp 47,4 miliar),” ungkap Musliar.

Adapun satuan biaya BSM berdasarkan APBN-P 2013 mengalami kenaikan dibandingkan APBN 2013. Alokasi per siswa per tahun masing-masing pada jenjang sekolah dasar (SD) naik dari Rp 360 ribu menjadi Rp 450 ribu, sedangkan pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP) naik dari Rp 560 ribu menjadi Rp 750 ribu. Adapun pada jenjang sekolah menengah atas sederajat tidak mengalami kenaikan yaitu Rp 1 juta.

Musliar mengatakan, setelah APBN-P 2013 cair, penyaluran BSM segera dilakukan. Dia mengatakan, pemberian BSM akan dilakukan dalam dua tahap. Untuk semester pertama pada akhir September mendatang, siswa akan menerima setengah dari alokasi BSM ditambah manfaat yang diberikan hanya satu kali. “Semua penerima BSM APBN-P 2013 menerima tambahan manfaat sebesar Rp 200 ribu/siswa,” katanya.

Sementara itu Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Kamaruddin Amin menyatakan, BSM yang diberikan bagi siswa madrasah berperan sangat signifikan. Dia menyebutkan, dari sebanyak 8,3 juta siswa madrasah, sebanyak 40 persen siswa madrasah adalah siswa miskin. Adapun siswa yang mendapatkan BSM sebanyak 3 juta atau 39,8 persen. 

(Humas Kemdikbud/ES)

Tidak ada komentar: