Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hanya mempengaruhi kenaikan harga barang sebesar 2 -- 4 persen.

"Ada beberapa yang naik, tapi kalau rata-rata nasional itu kenaikannya hanya beberapa dan masih dalam batas 2 -- 4 persen, ini rata-rata nasional lho," kata Gita di sela-sela rapat pengumuman penyesuaian harga BBM bersubsidi di Jakarta, Jumat malam.

Menurut dia, kenaikan harga barang yang lebih besar, diakuinya terjadi di beberapa kota, namun dia memastikan pasokan kebutuhan bahan pokok akan terpenuhi menjelang dan selama bulan Ramadhan hingga hari raya Idul Fitri.

"Di beberapa kota atau titik ada kenaikan yang lebih, tapi kami akan pastikan pasokan akan cukup menjelang dan selama bulan Ramadhan sampai hari raya lebaran," katanya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengumumkan penaikan harga BBM bersubsidi akan dilakukan mulai Sabtu (22/6) pada pukul 00.00 WIB. Harga premium naik dari Rpo4.500 menjadi Rp6.500 per liter, dan solar dari Rp4.500 menjadi Rp5.500 per liter.

"Harga tersebut berlaku serentak di seluruh wilayah Republik Indonesia terhitung 22 Juni 2013 pukul 00.00 WIB," kata Jero.

Opsi kenaikan harga BBM tersebut dipilih pemerintah agar alokasi BBM subsidi dapat lebih tepat sasaran kepada masyarakat yang membutuhkan dan menghindarkan upaya penyelundupan.

Namun, kenaikan harga BBM bersubsidi akan berdampak kepada masyarakat kurang mampu dan berpotensi menambah jumlah angka kemiskinan sebanyak empat juta orang.
(A064/H-KWR)