Rabu, 20 Maret 2013

Bersama Membangun Pariwisata di Kota Pekalongan

‘Tali Pita Tali Sepatu, Urusan Pariwisata Kita Wajib Bersatu’
Dari Kegiatan Diskusi Pariwisata di Graha Pena Radar Pekalongan (1)
Kepala Dishubparbud Kota Pekalongan, Drs Doyo Budi Wibowo MM, mengutarakan pantun tersebut saat mengakhiri paparannya. Dari kalimat di dalam pantun, jelas mengandung makna ajakan bagi seluruh elemen untuk berperan serta dalam menggali potensi wisata. Bagaimana respon peserta diskusi? M. AINUL ATHO, Graha Pena Radar Pekalongan
MESKI dihadiri tak lebih dari 20 peserta. Ruang rapat Graha Pena Radar Pekalongan Senin (18/3) siang terasa panas. Bukan karena AC yang tak berfungsi maksimal, kondisi peserta diskusi di dalamnyalah yang membuat suasana terasa lebih gerah.

Semangat seluruh peserta yang ingin bersama membangun pariwisata, memang membuat kegiatan itu riuh dengan usulan dan masukan.

Namun, inti di dalamnya tetap sama, ingin membangun pariwisata di Kota Pekalongan. Dari pelaku bisnis perhotelan, pelaku seni dan budaya, tokoh masyarakat, pelaku bisnis tour and travel hingga pengusaha, hadir dalam diskusi yang digagas oleh Radar Pekalongan bersama Dishubparbud dan Hotel Horison tersebut.

Diskusi diawali paparan Doyo Budi Wibowo yang membeberkan, impian dan cita-citanya dalam membangun wisata kedepan. Doyo menyebut, banyak potensi di kota ini yang berpeluang untuk diwujudkan. Semua impian itu dapat terwujud jika semua masyarakat dapat berperan serta. Bahkan, dirinya juga ingin agar Forum Komunikasi Pariwisata yang sebelumnya mati suri, agar dapat kembali dibangkitkan.

“Harapannya pengurus bisa kembali dire-organisasi. Sehingga forum tersebut kembali aktif. Dengan begitu, kita semua dapat menggelar diskusi secara rutin setiap bulannya, sehingga bisa menyusun rencana yang akan dilakukan dalam jangka waktu tertentu,” jelas Doyo.



Sedangkan bagi masyarakat luas, dirinya menginginkan agar seluruhnya dapat mendukung gerakan ini. Minimal, pinta Doyo, masyarakat dapat menjadi tuan rumah yang ramah, dan meninggalkan kesan yang baik bagi wisatawan. Sehingga, kedatangan para wisatawan tersebut tidak akan berhenti dalam sekali kunjungan saja. “Harapannya seluruh masyarakat dapat berperan dengan caranya masing-masing. Sehingga dapat terwujud pariwisata yang bagus,” ucapnya lagi.

Mengenai beberap rencana yang sudah disusun pemkot, Doyo menyebutkan, ada beberapa rencana yang sudah tergambar seperti pembangunan pusat informasi mangrove. Selain itu, Pemkot juga berencana membangun pusat budaya dan seni di kawasan Jetayu.

Rencana-rencana itu dikatakannya, menjadi salah satu upaya Pemkot untuk menambah variasi tujuan wisata. Karena saat ini, diakui Doyo, hanya ada Museum Batik, Kampoeng Batik dan Pasar Grosir Setono yang bisa dipromosikan. Padahal menurutnya, masih banyak potensi lain seperti keberadaan wisata pantai, dan sungai yang bisa disulap menjadi destinasi wisata baru.

Menyambung rencana Pemkot yang telah disampaikan Doyo, Erik, perwakilan dari Kampoeng Batik Pesindon, menimpali dengan usulan destinasi wisata batik dengan jalur air. Dirinya mengusulkan agar destinasi wisata batik yang mampir di Museum Batik, Kampoeng Batik Pesindon dan Kampoeng Batik Kauman bisa dilakukan lewat jalan sungai. “Akan lebih menarik jika perjalanan itu tidak lagi dilakukan dari jalur darat, tetapi lewat sungai,” usulnya.

Dirinya juga mengusulkan, keberadaan pengusaha dan produsen batik yang sebagian ada di bantaran sungai tak menjadikan mereka jauh dari promosi. Sebaliknya, Pemkot maupun pihak Pokdarwis di masing-masing tempat justru harus mengangkatnya agar mereka juga merasakan dampak perkembangan pariwisata di Kota Pekalongan. “Di Jakarta saja, kampung kumuh juga bisa jadi destinasi wisata.

Apalagi disini yang kondisinya lebih baik, dan juga mempunyai potensi wisata bagus,” tuturnya lagi.

Tak hanya Erik, berbagai usulan juga muncul dari peserta lainnya. Sebagian besar, mereka mengusulkan terkait pembangunan dan penambahan infrastruktur serta pemberian kesempatan yang besar kepada seluruh masyarakat guna mendukung perkembangan wisata di Kota Pekalongan ke depan. (*)

 

Tidak ada komentar: