Rabu, 20 Maret 2013

Dinkes Kota Pekalongan: Status Waspada DBD

Pekalongan dalam Status Waspada DBD

PEKALONGAN. suaramerdeka.com - Dinas Kesehatan Kota Pekalongan menyatakan status waspada Demam Berdarah Dengue (DBD). Pasalnya, baru tiga bulan, angka kasus DBD hampir menyamai angka kasus DBD sepanjang tahun 2012. Karena itu, masyarakat diminta aktif mencegah meluasnya penyebaran penyakit tersebut, di antaranya melalui gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M plus.

“Tahun 2012, di Kota Pekalongan ditemukan 15 kasus DBD. Namun pada awal tahun ini, jumlah penderita DBD sudah begitu banyak, hampir mencapai angka kasus DBD tahun lalu,” terang Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Dwi Heri Wibawa pada Rapat Koordinasi (Rakor) Persiapan Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) Filariasis Tahun ke-3 di ruang Kalijaga Setda Kota Pekalongan, Selasa (19/3).

Menurut dia, hingga saat ini jumlah kasus DBD sudah mencapai 13 kasus. Karena itu, ia meminta kepada masyarakat meningkatkan kesadaran untuk menjaga lingkungan agar bebas dari nyamuk. Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota Pekalongan akan segera melakukan fogging massal di kelurahan-kelurahan endemis DBD.


“Fogging massal harus segera dilakukan. Jika sebelumnya fogging massal di kelurahan-kelurahan endemis dilakukan pada bulan April-Mei, tahun ini fogging massal sebaiknya diajukan pada Maret ini,” tegasnya.

Kabid Pengawasan Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Tuti Widayati menambahkan, daerah endemis DBD berkurang dari sebelas kelurahan pada tahun 2012 menjadi enam kelurahan tahun ini. Meskipun demikian, warga diminta meningkatkan kewaspadaan karena semua kelurahan berpotensi.

“DBD berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), terutama pada musim penghujan. Karena itu, masyarakat harus aktif melakukan upaya pencegahan,” pesannya.

Enam kelurahan endemis DBD yakni Kelurahan Bendan, Medono dan Pasirsari (Kecamatan Pekalongan Barat), Kelurahan Klego, Kauman (Kecamatan Pekalongan Timur), serta Kelurahan Kandang Panjang (Kecamatan Pekalongan Utara).

Menurut Tuti, pencegahan yang paling utama melalui PSN dengan 3M plus (mengubur, menguras dan menutup) tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang jentik. “PSN dan pemberdayaan masyarakat menjadi strategi utama untuk mencegah penyebaran DBD, bulan fogging atau penyemprortan. Fogging efektif apabila diikuti dengan PSN,” tegasnya.

Sementara 3M plus, antara lain membubuhkan larvasida, memelihara ikan, dan mengusir nyamuk dengan membakar obat nyamuk. Beberapa upaya pencegahan lainnya antara lain mengimbau ke sekolah untuk mengosongkan tempat penampungan air menjelang liburan sekolah.

( Isnawati / CN34 / JBSM )
sumber

Tidak ada komentar: