Sabtu, 16 Maret 2013

Warga Pulau Sebatik "diusir"

WNI "diusir" dari Sebatik wilayah Malaysia

 
Nunukan (ANTARA News) - Warga negara Indonesia (WNI) yang berdomisili di Pulau Sebatik wilayah Malaysia diminta oleh aparat kepolisian Malaysia untuk meninggalkan wilayah tersebut dengan alasan keamanan.

Kapolsek Sei Nyamuk Kecamatan Sebatik Timur, Nunukan, Kalimantan Timur (Kaltim), Eka Berlin, Kamis, menyatakan memang ada "pengusiran" WNI oleh aparat kepolisian (PJR) Sabah Malaysia terhadap WNI yang telah berdomisili di Sebatik wilayah Malaysia sejak puluhan tahun silam.

Dengan adanya "pengusiran" itu, aparat keamanan Indonesia di Pulau Sebatik wilayah Indonesia tidak bisa berbuat apa-apa karena WNI bersangkutan membangun rumah di wilayah Malaysia di Kampung Melayu Pulau Sebatik.

"Kita tidak bisa berbuat apa-apa karena mereka (WNI) memang tinggal di wilayah Malaysia di Pulau Sebatik," ujarnya.

Berlin menyatakan, WNI yang diminta meninggalkan wilayah Malaysia itu saat ini mengungsi ke rumah keluarganya di Desa Seberang yang berbatasan dengan wilayah Malaysia dan Sei Nyamuk Kecamatan Sebatik Timur.

"Mereka sekarang ini meninggalkan rumah dan mengungsi ke rumah keluarganya di sekitar wilayah perbatasan juga," katanya.

Menurut Berlin, alasan aparat kepolisian Malaysia (PJR) "mengusir" 18 KK WNI tersebut kemungkinan berkaitan dengan kondisi keamanan di Sabah yang sampai sekarang masih berkecamuk.

Pihak keamanan RI tidak mendapatkan alasan yang jelas soal "pengusiran" WNI itu dan belum ada informasi batas waktu yang diberikan untuk warga bisa kembali ke rumah mereka.

Sementara itu Komandan Satgas Pamtas TNI AD Batalion 407 Padmakusuma, Mayor Inf Ari Aryanto, Kamis, mengaku mengetahui soal adanya WNI yang berdomisili di wilayah Malaysia tersebut diminta untuk meninggalkan rumahnya dengan alasan beredar isu bahwa pasukan pemberontak dari Kesultanan Sulu Filipina Selatan telah memasuki wilayah itu pada Minggu (3/3).

Pulau Sebatik terbagi dua wilayah yakni bagian utara adalah milik Malaysia dan bagian selatan merupakan wilayah Indonesia.

(ANT)

Editor: Ella Syafputri
 

Tidak ada komentar: