Rabu, 27 Maret 2013

Dinkes Kab.Pekalongan: Waspada DBD

18 Desa di Pekalongan Endemis DBD

PEKALONGAN, suaramerdeka.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan menyebutkan sebanyak 18 Desa di Kota Santri tercatat endemis penyakit demam berdarah dengue (DBD). Hal itu disampaikan Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes, Suwondo, Rabu (27/3).

Adapun ke delapan belas desa tesebut di antaranya Desa Pekuncen, Bligo, Pekajangan, Ambokembang, Bugangan, Kedungwuni Barat, Kedungwuni Timur, Jetakkidul, Wangandowo, Jejerwayang, dan Babalan Kidul. Kemudian, Kalimade, Karangsari, Karanganyar serta Paninggaran.

Menurutnya, perilaku hidup yang tidak sehat seperti membiarkan genangan air, membiarkan bak air mandi kotor serta membuang sampah yang bisa menyebabkan kubangan air menjadi potensi atau pemicu berkembangbiaknya nyamuk aiedes aegypti yang menjadi perantara menyebarnya virus DBD.

 ilustrasi

Untuk itu, pihaknya mengharapkan program pemberantasan nyamuk dengan cara mengubur, menguras dan menutup di masing-masing desa harus digalakkan. Pasalnya, program tersebut cukup efektif untuk mengurangi berkembangbiaknya nyamuk aides aegypti.

"Sekarang ini Nyamuk aides aegypi sudah kebal dengan obat peptisida yang berada di pasaran, bahkan dengan fogging pun tak maksimal serta dikhawatirkan mencemari lingkungan. Untuk itu, langkah yang paling murah dan efektif adalah pemberantasan sarang nyamuk," jelasnya.

Bahkan, lanjut dia, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh salah satu perguruan tinggi menyatakan, sekarang ini nyamuk aides aegypti bisa berkembang biak di air kotor dan sumur.   

Dikatakan, ciri-ciri orang terserang virus demam berdarah dengue adalah muncul bintik-bintik merah, kekentalan darah meningkat, trombosit mencapai 1.000, dan tubuh demam. Namun, lanjut dia, untuk mengetahui positif atau tidaknya orang terkena DBD harus melalui tes di laboratorium.

( Agus Setiawan / CN31 / JBSM )
sumber

Tidak ada komentar: