Selasa, 02 Juli 2013

Klinik Berhenti Merokok Kota Pekalongan belum maksimal

Masyarakat Enggan ke Klinik Berhenti Merokok 

PEKALONGAN – Masyarakat Kota Pekalongan maupun sekitarnya belum memanfaatkan Klinik Berhenti Merokok yang ada di sejumlah puskesmas maupun di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM). “Sulit mengajak orang ke Klinik Berhenti Merokok. Karena kebanyakan perokok merasa dirinya sehat, sehingga enggan datang ke Klinik Berhenti Merokok untuk memeriksakan kesehatannya,” terang Kepala Bidang Pencegahan, Penanggulangan Penyakit, dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Tuti Widayanti.

Klinik Berhenti Merokok tersebar di semua pueskesmas di Kota Pekalongan. Selain itu juga ada di BKPM yang diperuntukkan bagi warga dari luar Kota Pekalongan yang ingin berhenti merokok. Sepanjang 2012, tercatat 343 pengunjung Klinik Berhenti Merokok yang tersebar di 12 puskesmas dan BKPM. Karena itu, pihaknya gencar melakukan sosialisasi untuk mendorong perokok aktif yang belum terkena penyakit akibat merokok untuk berkunjung ke Klinik Berhenti Merokok.

Dijelaskan, di Klinik Berhenti Merokok, Pengunjung bisa melakukan konsultasi. Selain itu, di Klinik Merokok itu, para perokok aktif juga akan diperiksa dengan spirometri. Pemeriksaan spirometri digunakan untuk mengetahui adanya gangguan di par-paru dan saluran pernapasan. Alat ini sekaligus digunakan untuk mengukur fungsi paru. Untuk sampai pada keputusan berhenti merokok, lanjut dia, konsultasi biasanya dilakukan hingga berkali-kali. “Maksimal kunjungan (konsultasi) kelima, perokok aktif itu memutuskan untuk berhenti merokok,” sambungnya. Perokok aktif yang berniat berhenti merokok, selanjutnya akan diberi champix, yaitu obat berhenti merokok. (smnetwork/k30-06)

(SUMBER : HARIAN PEKALONGAN, 01-07-2013)

 

Tidak ada komentar: