Senin, 10 Juni 2013

Tanggal 12-14 Juni Pembagian obat pencegahan filariasis

255.429 Warga Akan Minum Obat Pencegah Kaki Gajah 

PEKALONGAN – Sebanyak 255.429 warga Kota Pekalongan ditargetkan minum obat pencegah filariasis atau penyakit kaki gajah pada Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) filariasis tahap ketiga yang akan dimulai pada 12 Juni mendatang. 

Kepala Bidang Pencegahan, Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Tuti Widayanti menjelaskan, mereka terbagi dalam tiga kategori, yaitu usia 2 tahun hingga 5 tahun yang akan minum obat paket 1, usia 6 tahun-14 tahun untuk obat paket 2 dan usia lebih dari 14 tahun untuk obat paket tiga.

Selain warga Kota Pekalongan, tercatat pula sebanyak 3.042 warga luar daerah yang akan minum obat pencegahan filariasis tahap ketiga ini. Mereka terdiri atas 781 warga yang akan minum obat pencegahan filarias paket 2 dan 2.261 warga yang akan minum obat pencegahan filariasis paket 3.

Mereka merupakan warga dari luar Kota Pekalongan yang sekolah di Kota Pekalongan, yang berada di pondok pesantren, panti asuhan, jemaat gereja, bekerja di kecamatan maupun SKPD di lingkungan Pemkot Pekalongan,” papar Tuti pada Rapat Koordinasi (Rakor) persiapan POMP filariasis tahap ketiga di ruang Jetayu Setda, (5/6). 

Pemberian obat massal pencegahan filariasis tahap ketiga akan dilaksanakan pada 12-14 Juni. Pemberian obat massal pencegahan filariasis nantinya akan dipusatkan di Kelurahan Pasirsari, Kecamatan Pekalongan Barat.

Efek Samping
Selama tiga hari, 12-14 Juni, tenaga pembantu pelaksana eliminasi akan membagikan obat pencegahan filariasis ke rumah-rumah warga yang menjadi sasaran pemberian obat massal pencegahan filariasis,” imbuh Tuti. 

Untuk melaksanakan kegiatan ini, Dinas Kesehatan Kota Pekalongan menyiapkan 1.725 orang tenaga pembantu pelaksana eliminasi (TPPE). Tuti menjelaskan, pada pengobatan massal ketiga, efek samping obat pencegahan filariasis seperti sakit kepala, mual dan muntah sudah minim. Bahkan, lanjut dia, efek samping tersebut sudah tidak timbul. 

Meskipun demikian, Dinas Kesehatan Kota Pekalongan tetap menyiapkan tim reaksi, mulai dari tingkat puskesmas hingga rumah sakit.

Berdasarkan nota Dinas Walikota, ada pembebasan biaya perawatan bagi pasien rujukan pascareaksi POMP filariasis ke RSUD Bendan,” tambah Tuti. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Asisten II Sekda Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat, Gunindyo mengatakan, pemberian obat massal pencegahan filariasis tahap ketiga ditujukan untuk menurunkan angka microfilaria atau microfilaria rate.

 “Berdasarkan survei sidik jari, angka microfilaria lebih dari 1 persen sehingga Kota Pekalongan menjadi daerah endemis filariasis. Kami berupaya menurunkan angka microfilaria hingga 6 persen,” ujar Gunindyo. Menurut dia, filariasis harus dituntaskan karena akan memberikan dampak psikologis, sosial dan ekonomi bagi penderitanya. (K30-74)

(SUMBER : SUARA MERDEKA, 08-06-2013)

 

Tidak ada komentar: