KBRN, Surabaya:
Kebijakan Dinas pendidikan propinsi jawa timur menerapkan tes potensi
akademik atau TPA bagi sekolah kawasan yang dulunya RSBI dalam seleksi
penerimaan siswa didik baru tahun 2013 dinilai merupakan wujud
perlakuan diskriminasi bagi siswa.
Meski Jajaran Diknas berdalih kebijakan
ini sebagai upaya untuk meningkatkan dan meratakan mutu pendidikan di
Surabaya namun menurut Gempur Santosa Sekretaris Dewan pendidikan Jawa
timur kebijakan membedakan anak didik tersebut seharusnya dihindari
karena dikhawatirkan akan menimbulkan sikap diskriminasi dan
kastanisasi. Karena yang bisa masuk dalam sekolah kawasan tersebut
adalah mereka yang pintar dan mempunyai uang.
Dikatakan Gempur santosa sekolah
seharusnya menitikberatkan pada proses untuk meningkatkan kualitas
peserta didik dan tidak mempersulit proses pendaftarannya.
Dalam hal ini kaitannya lembaga sekolah
sebagai wadah untuk mencerdaskan kehidupang bangsa tidak membedakan dan
memasang kriteria bagi siswa dengan kemampuan khusus namun juga
menerima berbagai macam kemampuan siswa untuk ditingkatkan kualitasnya.
(sari - titik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar